Diharapkan juga kebijakan-kebijakan pemerintah Bengkulu lebih pro rakyat kecil-menengah untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat pesisir. Pemerintah Bengkulu khususnya Dinas Perikanan dan Kelautan diharapkan dapat lebih waspada dengan trik pengusaha dalam mengelabui pengawas untuk mengoperasikan “Pukat Harimau” yang diiming-imingi alat tangkapnya telah dimodifikasi. Pukat harimau dibagi menjadi tiga jenis yaitu: Surface trawl, mid trawl dan bottom trawl. Dari kontruksi dapat dilihat alat tangkap pukat harimau menggunakan otter board (papan penarik) sedangkan pukat kantong lainnya tidak. Perbedaan yang sangat jelas terlihat antara pukat harimau dan pukat kantong lainnya yaitu dalam pengoperasiannya pukat harimau menggunakan satu atau dua kapal untuk menarik alat tangkap dengan teknik kapal yang menarik jaring. Alat tangkap pukat harimau ini tidak hanya merusak, tetapi juga sering menimbulkan konflik antar nelayan akibat perebutan daerah penangkapan ikan seperti kasus pukat harimau di Bengkulu Utara dan sekitarnya. Tidak hanya pukat harimau, pukat hela, pukat pantai dan pukat sejenisnya pun sudah dilarang pengoperasinnya di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) Republik Indonesia (Peraturan Menteri Perikanan dan Kelautan No.2/PERMEN-KP/2015). Awalnya pukat harimau tidak dilarang dalam pengoperasiannya, tetapi akibat kerusakan yang ditimbulkannya alat tangkap ini dilarang oleh pemerintah. Pukat harimau itu sendiri diklasifikasikan menurut Von Brandt (1984) temasuk pukat tarik berkantong ( Trawl), maka dari itu sering sekali pengawas lapangan perikanan dan kelautan tidak menyadari bahwa yang beroperasi di wilayah perairan Bengkulu adalah pukat harimau ( Trawl) karena sangat sulit membedakan secara spesifik alat tangkap pukat harimau tersebut. Alat tangkap ini sangat mirip dengan alat tangkap pukat berkantong lainnya seperti: Lampara dasar, payang, cantrang, dogol, pukat hela dan pukat pantai. Disebut pukat harimau, karena sifat alat tangkap ini menyapu bersih semua apapun yang ada didepannya. Pengawas lapangan perikanan dan kelautan sering sekali kecolongan oleh alat tangkap yang biasa disebut “Pukat Harimau” yang beroperasi di perairan Bengkulu. Hal yang paling menarik yaitu sumberdaya laut Bengkulu belum terexplorasi dan terexploitasi dengan baik, sehingga ada pihak-pihak yang berkepentingan dengan sengaja berbisnis dengan cara yang tidak benar sehingga berakibat terhadap keberlangsungan sumberdaya laut yang ada di Bengkulu. Bengkulu merupakan Provinsi yang di anugerahkan laut yang begitu eksotis dengan keindahan alam beserta sumberdaya lautnya.

Lifeselector hack account